Senyawa
aromatik terdiri dari kelas hidrokarbon yang mencakup enam anggota dan memiliki
cincin karbon tak jenuh di mana elektron valensi ikatan pi terdelokalisasi atau
terkonjugasi. Senyawa ini bersifat stabil dan melimpah baik dalam bentuk alami
maupun sintetisnya. Nama aromatik diambil berdasarkan pada aroma kuat yang
dihasilkannya. Struktur molekul senyawa ini berbentuk siklik dan datar. Menurut
aturan Huckel setiap atom siklik harus memiliki orbital p yang tegak lurus
bidang cincin.
Yang
termasuk senyawa aromatis adalah Senyawa benzena dan Senyawa kimia dengan sifat kimia seperti benzena.
Senyawa
hidrokarbon aromatik pada umumnya bersifat non polar seperti halnya senyawa hidrokarbon alifatik
dan alisiklik. Karena bersifat non polar, maka senyawa ini tidak dapat larut
dalam air. Benzena sendiri merupakan molekul aromatik paling sederhana juga
sering dijadikan pelarut organik. Keistimewaan benzena yaitu dapat membentuk
azeotrop dengan air.
Senyawa
benzena dapat disubstitusi oleh gugs lain sehingga dapat mengalami isomerisasi
pada strukturnya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan urutan penempatan
substituen pada struktur cincinnya.
Isomer
yang dapat dibentuk yaitu isomer orto (o-), para (p-), dan meta (m-). Isomer
para akan memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan isomer
lainnya, karena lebih simetris. Dengan demikian, maka isomer ini dapat
membentuk kisi kristal yang sifatnya lebih teratur dan lebih kuat.
Struktur Benzena
Benzena
dan Turunannya Senyawa benzena pertama kali disintesis oleh Michael Faraday
pada tahun 1825, dari gas yang dipakai sebagai bahan bakar lampu
penerang.Sepuluh tahun kemudian diketahui bahwa benzena memiliki rumus molekul
C6H6 sehingga disimpulkan bahwa benzena memiliki ikatan rangkap yang
lebih banyak daripada alkena.
Ikatan
rangkap pada benzena berbeda dengan ikatan rangkap pada alkena. Ikatan
rangkap pada alkena dapat mengalami reaksi adisi, sedangkan ikatan rangkap pada
benzena tidak dapat diadisi, tetapi benzena dapat bereaksi secara substitusi.
Contoh:
Reaksi
adisi : C2H4 + Cl2 --> C2H4Cl2
Reaksi substitusi : C6H6 + Cl2 --> C6H5Cl + HCl
Menurut Friedrich August Kekule, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara siklik membentuk segienam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120°. Ikatan antaratom karbon adalah ikatan rangkap dua dan tunggal bergantian (terkonjugasi).
Analisis
sinar-X terhadap struktur benzena menunjukkan bahwa panjang ikatan antaratom
karbon dalam benzena sama, yaitu 0,139 nm. Adapun panjang ikatan rangkap dua
C=C adalah 0,134 nm dan panjang ikatan tunggal C–C adalah 0,154 nm. Jadi,
ikatan karbon-karbon pada molekul benzena berada di antara ikatan rangkap dua
dan ikatan tunggal. Hal ini menggugurkan struktur dari Kekule.
Kegunaan
Senyawa Benzena dan Turunannya
Kegunaan benzena yang terpenting
adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa
aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan benzena. Masing-masing dari
senyawa turunan benzena tersebut memiliki kegunaan yang beragam bagi kehidupan
manusia. Berikut ini beberapa senyawa turunan Benzena dan kegunaannya:
- Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT (trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak (dinamit).
- Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir.
- Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida.
- Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis)
- Fenol
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang berfungsi sebagai zat disenfektan.